Apakah Work Life Balance Hanyalah Mitos?
Delecta (dalam Hafid, 2017) menyatakan Work Life Balance adalah kemampuan individu untuk menjaga keseimbangan antara kewajiban mereka di tempat kerja dengan kebutuhan pribadi di luar pekerjaan. Kemudian, Ula, dkk (2019) juga menyatakan Work Life Balance adalah sejauh mana keterlibatan dan kepuasan individu dalam peran mereka diantara kehidupan pribadi dan kehidupan pekerjaan serta tidak menimbulkan konflik diantara keduanya.
Teman-teman yang sudah bekerja full time atau freelance di sebuah tempat (on-site maupun work from anywhere) pasti pernah mendengar istilah Work Life Balance. Ada yang bilang kalau pekerjaan dan kehidupan pribadi itu tidak akan bisa seimbang. Pasti akan ada salah satu yang dikalahkan. Begitu kira-kira...
Di sisi lain, menjadi ambisius di dunia kerja adalah sah-sah saja dan biasanya lumrah dialami oleh pekerja yang masih berusia 20-an. Saya pun menulis ini sambil melihat cermin lho. Haha. Bagaimana tidak, setelah jadi fresh graduated dan mendapatkan pekerjaan full time pertama, rasanya sangat berambisi untuk mengerahkan semua tenaga. Namun, ternyata ambisi tsb mesti diturunkan. Menyusun prioritas dan manajemen diri adalah kemampuan yang mesti diasah untuk orang yang ingin mencapai Work Life Balance.
Sejauh ini, ada 4 poin yang saya dapatkan untuk bisa menyeimbangkan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan. Ps: poin ini bisa berbeda-beda untuk tiap orang. Boleh setuju boleh tidak, ya.
1. Bagi waktu dengan tegas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi
Saya pernah berada dalam momen bekerja full time dari pukul 7 hingga 3 sore, lalu saat sudah sampai rumah masih mengambil side job. Meski side job di depan laptop, tapi ternyata cukup melelahkan. Waktu pulang yang seharusnya bisa saya pakai untuk rehat, malah saya gunakan untuk berkutat di depan laptop lagi.
2. Melatih diri untuk berani bilang tidak
Poin ini sebenarnya cukup sulit diterapkan oleh people pleaser. Tapi, harus tetap dicoba dan dilatih. Berani bilang tidak untuk ajakan yang itu tidak begitu urgent atau sesuatu yang sudah melebihi jam kerja.
3. Lebih peka dengan perubahan fisik dan mood
Saya pernah sharing dengan kawan yang sedang mengerjakan tugas akhir sambil menempuh pendidikan profesi. Salah satunya mesti dikalahkan dulu karena jadwal menstruasinya sempat berantakan. Saya pun juga sempat beberapa kali mengalami demikian. Dari situ, saya mengambil hikmah bahwa perubahan yang ada di tubuh manusia adalah alarm. Pengingat bahwa tubuh perlu rehat dari kesibukan/jadwal yang tidak teratur. Perubahan mood yang sangat signifikan juga bisa jadi penanda bahwa tubuh dan pikiran perlu rehat sejenak.
4. Jangan lupakan untuk jaga kesehatan diri dan sistem imun
Kesadaran menjaga kesehatan sudah harus ditumbuhkan sedini mungkin. Menurut saya, selain makanan bergizi, tak ada salahnya juga mengonsumsi tambahan suplemen seperti vitamin C dan Zinc. Bagi perempuan, bagus juga ditambahkan vitamin D3 (apalagi jika jadwal menstruasi sempat tidak teratur). Di samping itu, rutin olahraga juga ternyata sangat berpengaruh untuk menyeimbangkan kesehatan fisik dan mental. Olahraga yang dilakukan bisa apapun, jogging, tenis, bersepeda, badminton, futsal, atau workout mandiri di rumah.
Jadi, menurut saya, Work Life Balance itu bisa diupayakan. Justru sangat bisa dilakukan. Untuk hal-hal yang bisa kita kontrol, mari kita kontrol sebaik mungkin dengan skala prioritas.
Bekerja dengan diniatkan untuk beribadah. Dengan begitu, semoga Allah meridhoi dan memberikan keberkahan dari setiap upaya yang kita lakukan.
Sumber:
Hafid, M. (2017). Pegaruh Work Life Balance terhadap Turnover Intention ( Studi Pada Karyawan Divisi Food & Beverage Hotel Indonesia Kempinski Jakarta). XIV(3), 52–61.
Ula, I. I., Susilawati, I. R., & Widyasari, S. D. (2019). Hubungan antara Career Capital dan Work-Life Balance pada Karyawan di PT. Petrokimia Gresik. Psikoislamika : Jurnal Psikologi Dan Psikologi Islam, 12(1), 13. https://doi.org/10.18860/psi.v12i1.6391.
Sumber gambar:
https://pixabay.com/photos/work-life-balance-work-nature-5333786/
12 comments for "Apakah Work Life Balance Hanyalah Mitos? "
Ini anak saya mau masuk ponpes modern, itu tujuannya biar dia bisa seimbang antara menjalankan kewajiban untuk dunia dan akhirat.
Insyaallah semoga tercapai ya
Mohon doanya
Karena memang bahagia itu milik kita, bukan dikendalikan oleh orang lain. Selama kita bisa bahagai dengan setiap milestone yang kita miliki, maka work life balance bukan lagi sebuah mitos.
Yang penting kerjaan kelar, terus improve, kerja keras, dan bahan sehat. Work hustle itu perlu. Tapi, di luar jam kerja juga perlu disiplin diri seperti makan yang benar, istirahat yang cukup, dan nikmati momen bersama keluarga
Kenapa harus mitos?
Justru bukannya bagus ya kalau work life balance. menurutku sihh. Tiap orang kan beda2 pemahaman tg hidupnya masing2 juga kan yaa.
Kembali lagi ke diri nya sendiri dan pertimbangannya antara kerjaan dan diluar kerjaan